Much More Movies for April 2006
Setelah sekian lama hiatus, gw bakal mulai dengan review beberapa film sekaligus selama periode April 2006 (kecuali "V for Vendetta"). Dimulai dari film lokal, berjudul "Berbagi Suami", sampai ke film animasi Jepang, "Patlabor 3: WXIII". Karena maraton, jadi cukup short comment aja, tentang film-filmnya, dan semoga bisa jadi guide bagi yang belom menontonnya.
Berbagi Suami
3 kisah tentang poligami yang mengambil sudut pandang perempuan. Yang pertama, seorang istri (Jajang C. Noer) yang tidak tahu jika suaminya (El Manik), notabene merupakan figur tokoh agama terkenal, memiliki banyak istri kedua...ketiga...dan seterusnya. "Ketidak-tahuan" dan sikap menghadapi kenyataan adalah perspektif dari kisah pertama ini, disamping anaknya (Winky Wiryawan) yang mulai dewasa dalam menghadapi kenyataan ayahnya memiliki daun-daun muda yang bahkan sebaya. Satirikal semacam ini ditanggapi dengan porsi kedewasaan yang natural dari sang anak dan ibunya (istri pertama) untuk terus mendukung laki-laki yang telah "mengkhianati" mereka di kala masa sulit (digambarkan dengan "stroke").
Kisah kedua bercerita tentang seorang gadis lugu dari desa (Shanty), yang hidup bersama seorang laki-laki beristri dua. Meski demikian, ada kebahagiaan kecil untuk berada di tengah-tengah "keluarga besar" tersebut. Hingga pada suatu saat, si laki-laki yang berprofesi sebagai sopir memutuskan untuk menikahi sekalian si gadis lugu. Permasalahannya, si gadis lugu sudah memiliki "permainan" lain untuk membahagiakan dirinya. Di sini, perspektif diambil dari sudut pandang ketidak-tahuan dan kecuekan menghadapi poligami. Berbeda dengan yang pertama, cerita kedua seolah menggambarkan pandangan korban poligami di tingkat awam yang sering kali mereka kurang mengetahui isu-isu seperti feminisme dan sebagainya.
Cerita ketiga adalah seorang gadis muda etnis TiongHoa yang menjadi "gundik" dari majikannya (Tio Pakusadewo), seorang pengusaha warung bebek goreng sukses. Anugerah yang diperoleh si gads muda adalah kompensasi terangkatnya derajat dirinya untuk pindah ke apartemen mewah dan mendapatkan segala yang dia inginkan. "Status" sebagai istri utama-pun sempat mampir ketika istri si majikan (Ira Maya Sopha) tengah ke Amerika untuk mengunjungi anak-anaknya yang bersekolah di sana. Kisah ketiga ini merupakan perspektif dari orang yang "memanfaatkan" poligami. Kurangnya rasa cinta terhadap pasangannya, tapi lebih ke porsi rasa cinta terhadap status dan materialisme.
Tiga buah kisah "berat" yang disajikan dalam porsi ringan. Tetapi entah kenapa justru esensinya meloncat keluar dari screen karena banyaknya "attachment" yang ditampilkan. Mulai dari hobi aneh berkuda, korban tsunami di Aceh, cameo-cameo yang berseliweran, hiperbola "keluarga besar", dan sebagainya. Hal itu cukup mengganggu penghayatan untuk mendalami perspektif korban-korban poligami, tetapi cukup berdamai dengan banyak khayalak guna menikmati sajian komedi satir sutradara Nia Di Nata ini. Jadi, secara apresiasi film Berbagi Suami ini sangat so-so. Tetapi sebagai sebuah hiburan, angkat jempol untuk film keluaran produsen film nomer satu di Indonesia, Kalyana Shira Film ("Arisan!" dan "Jani Joni").
Rated: 6.5/10
Underworld Evolution
Sekuel dari film pertama yang berjudul "Underworld". Masih mengetengahkan kisah tentang Selene (Kate Beckinsale), ras vampir dan kekasihnya Michael (Scott Speedman), hybrid Lycan dan Vampir yang sangat kuat. Di akhir film sebelumnya diceritakan tentang Viktor (Bill Nighy), pemimpin ras Vampir yang mengaku sebagai "darah murni" vampir. Sementara darah murni sebenarnya tengah berusaha mewujudkan mimpinya. Marcus Corvinus (Tony Curran), vampir keturunan immortal pertama, Alexander Corvinus (Derek Jacobi) membebaskan diri dan memulai misi untuk menemukan suadaranya, William Corvinus, lycan brutal. Dan inilah tugas heroine utama, Selene untuk menghentikan ambisi Marcus.
Bagi yang suka dengan saga kaum vampir dan lycan di seri perdananya, Underworld Evolution menawarkan kompleksitas cerita yang merangkai setting dua serial Len Wiseman tersebut. Tetapi benar-benar ngga ada sesuatu yang baru sebagai langkah progresif dari sebuah sekuel. Hasilnya, jika digabungkan dengan seri pertamanya akan menjadi film panjang yang membosankan. Sementara menonton film keduanya saja, akan memberikan banyak pertanyaan akibat konektivitas dengan seri pertamanya yang terlalu besar. So, saran terbaik bagi yang pernah menontonnya, pikir dua kali untuk menikmati di bioskop karena bisa membuat Anda tertidur. Dan bagi yang belum pernah menonton seri pertama, pikir ulang atau Anda tidak bisa tidur karena kebingungan.
Rated: 6/10
Patlabor the Movie: WXIII
Versi OVA dari serial kartun Jepang, Patlabor yang ber-setting di masa depan. Di sini, batalyon khusus anti-robot (Noa dkk) hanya menjadi keping pelengkap dari sebuah misteri besar yang hendak dipecahkan detektif Hatta. Teror membayangi lepas pantai teluk Tokyo menyusul munculnya makhluk misterius yang menenggelamkan kapal, membunuh pekerja konstruksi reklamasi dan meneror sebuah diskotik di tepi pantai. Penyelidikan mengirim ke petunjuk keterlibatan pabrik kimia dalam mewujudkan "bio-weapon" yang dikembangkan dari genetik tumor. Detektif Hatta memulai dari perkenalan dengan seorang wanita misterius yang membawa ke saga akhir, antara monster dengan batalyon khusus anti robot, Alphonse milik Noa dan Ingram Oda.
Bagi yang besar di era 90-an, Patlabor tentu tidak terlalu asing. Noa, Shinohara, dkk menjadi teman setia di kala pagi, dan menyaksikan ketangguhan Alphonse, Ingram robot milik Noa membasmi kejahatan robot lain adalah sebuah epik menarik dari setting futuristis. Di samping itu, jalinan drama di dalamnya juga tidak kalah dengan kisah drama kepolisian seperti NYPD Blue sekalipun. OVA-nya pernah dirilis dua kali, yang pertama dan kedua di era 90-an, dan yang ketiga ini adalah produksi 2003.
Rated: 7.5/10
South Park: Bigger, Longer, Uncut
Sebuah film dari Kanada yang menampilkan dua komedian slapstick, Terrance and Phillips menuai protes besar dari orang tua di kota kecil South Park. Duo yang dgemari banyak anak kecil tersebut banyak berpengaruh buruk terhadap attitude Stan, Kyle, Eric, Kenny dan kawan-kawan. Bahasa-bahasa kotor dari film tersebut segera tertanam dalam benak lugu anak-anak dan menimbulkan keresahan orang tua. Peristiwa tersebut memicu ketegangan antara Amerika dan Kanada yang mengantarkan mereka ke Perang Dunia III. Di balik itu, Setan dan Saddam Hussein di neraka tengah menunggu peluang untuk menguasai bumi.
Don't take it that seriously! Tentu saja hal itu cuman bisa-bisanya Trey Parker dan Matt Stone dalam komedi sarkastik, South Park. Versi filmnya dirilis tahun 1998 dan mendapat apresiasi yang tinggi. Apalagi untuk versi film, tidak ada sensor untuk foul language, bahkan dieksploitasi dalam lagu utama yang dibawakan Terrance and Philips: "Uncle Fucker". Juga beberapa komedi sarkas tentang agama, rasisme dan politik luar negeri Amerika. Bagi penggemar South Park, film ini adalah wajib-koleksi.
Rated: 8.5/10
Berbagi Suami
3 kisah tentang poligami yang mengambil sudut pandang perempuan. Yang pertama, seorang istri (Jajang C. Noer) yang tidak tahu jika suaminya (El Manik), notabene merupakan figur tokoh agama terkenal, memiliki banyak istri kedua...ketiga...dan seterusnya. "Ketidak-tahuan" dan sikap menghadapi kenyataan adalah perspektif dari kisah pertama ini, disamping anaknya (Winky Wiryawan) yang mulai dewasa dalam menghadapi kenyataan ayahnya memiliki daun-daun muda yang bahkan sebaya. Satirikal semacam ini ditanggapi dengan porsi kedewasaan yang natural dari sang anak dan ibunya (istri pertama) untuk terus mendukung laki-laki yang telah "mengkhianati" mereka di kala masa sulit (digambarkan dengan "stroke").
Kisah kedua bercerita tentang seorang gadis lugu dari desa (Shanty), yang hidup bersama seorang laki-laki beristri dua. Meski demikian, ada kebahagiaan kecil untuk berada di tengah-tengah "keluarga besar" tersebut. Hingga pada suatu saat, si laki-laki yang berprofesi sebagai sopir memutuskan untuk menikahi sekalian si gadis lugu. Permasalahannya, si gadis lugu sudah memiliki "permainan" lain untuk membahagiakan dirinya. Di sini, perspektif diambil dari sudut pandang ketidak-tahuan dan kecuekan menghadapi poligami. Berbeda dengan yang pertama, cerita kedua seolah menggambarkan pandangan korban poligami di tingkat awam yang sering kali mereka kurang mengetahui isu-isu seperti feminisme dan sebagainya.
Cerita ketiga adalah seorang gadis muda etnis TiongHoa yang menjadi "gundik" dari majikannya (Tio Pakusadewo), seorang pengusaha warung bebek goreng sukses. Anugerah yang diperoleh si gads muda adalah kompensasi terangkatnya derajat dirinya untuk pindah ke apartemen mewah dan mendapatkan segala yang dia inginkan. "Status" sebagai istri utama-pun sempat mampir ketika istri si majikan (Ira Maya Sopha) tengah ke Amerika untuk mengunjungi anak-anaknya yang bersekolah di sana. Kisah ketiga ini merupakan perspektif dari orang yang "memanfaatkan" poligami. Kurangnya rasa cinta terhadap pasangannya, tapi lebih ke porsi rasa cinta terhadap status dan materialisme.
Tiga buah kisah "berat" yang disajikan dalam porsi ringan. Tetapi entah kenapa justru esensinya meloncat keluar dari screen karena banyaknya "attachment" yang ditampilkan. Mulai dari hobi aneh berkuda, korban tsunami di Aceh, cameo-cameo yang berseliweran, hiperbola "keluarga besar", dan sebagainya. Hal itu cukup mengganggu penghayatan untuk mendalami perspektif korban-korban poligami, tetapi cukup berdamai dengan banyak khayalak guna menikmati sajian komedi satir sutradara Nia Di Nata ini. Jadi, secara apresiasi film Berbagi Suami ini sangat so-so. Tetapi sebagai sebuah hiburan, angkat jempol untuk film keluaran produsen film nomer satu di Indonesia, Kalyana Shira Film ("Arisan!" dan "Jani Joni").
Rated: 6.5/10
Underworld Evolution
Sekuel dari film pertama yang berjudul "Underworld". Masih mengetengahkan kisah tentang Selene (Kate Beckinsale), ras vampir dan kekasihnya Michael (Scott Speedman), hybrid Lycan dan Vampir yang sangat kuat. Di akhir film sebelumnya diceritakan tentang Viktor (Bill Nighy), pemimpin ras Vampir yang mengaku sebagai "darah murni" vampir. Sementara darah murni sebenarnya tengah berusaha mewujudkan mimpinya. Marcus Corvinus (Tony Curran), vampir keturunan immortal pertama, Alexander Corvinus (Derek Jacobi) membebaskan diri dan memulai misi untuk menemukan suadaranya, William Corvinus, lycan brutal. Dan inilah tugas heroine utama, Selene untuk menghentikan ambisi Marcus.
Bagi yang suka dengan saga kaum vampir dan lycan di seri perdananya, Underworld Evolution menawarkan kompleksitas cerita yang merangkai setting dua serial Len Wiseman tersebut. Tetapi benar-benar ngga ada sesuatu yang baru sebagai langkah progresif dari sebuah sekuel. Hasilnya, jika digabungkan dengan seri pertamanya akan menjadi film panjang yang membosankan. Sementara menonton film keduanya saja, akan memberikan banyak pertanyaan akibat konektivitas dengan seri pertamanya yang terlalu besar. So, saran terbaik bagi yang pernah menontonnya, pikir dua kali untuk menikmati di bioskop karena bisa membuat Anda tertidur. Dan bagi yang belum pernah menonton seri pertama, pikir ulang atau Anda tidak bisa tidur karena kebingungan.
Rated: 6/10
Patlabor the Movie: WXIII
Versi OVA dari serial kartun Jepang, Patlabor yang ber-setting di masa depan. Di sini, batalyon khusus anti-robot (Noa dkk) hanya menjadi keping pelengkap dari sebuah misteri besar yang hendak dipecahkan detektif Hatta. Teror membayangi lepas pantai teluk Tokyo menyusul munculnya makhluk misterius yang menenggelamkan kapal, membunuh pekerja konstruksi reklamasi dan meneror sebuah diskotik di tepi pantai. Penyelidikan mengirim ke petunjuk keterlibatan pabrik kimia dalam mewujudkan "bio-weapon" yang dikembangkan dari genetik tumor. Detektif Hatta memulai dari perkenalan dengan seorang wanita misterius yang membawa ke saga akhir, antara monster dengan batalyon khusus anti robot, Alphonse milik Noa dan Ingram Oda.
Bagi yang besar di era 90-an, Patlabor tentu tidak terlalu asing. Noa, Shinohara, dkk menjadi teman setia di kala pagi, dan menyaksikan ketangguhan Alphonse, Ingram robot milik Noa membasmi kejahatan robot lain adalah sebuah epik menarik dari setting futuristis. Di samping itu, jalinan drama di dalamnya juga tidak kalah dengan kisah drama kepolisian seperti NYPD Blue sekalipun. OVA-nya pernah dirilis dua kali, yang pertama dan kedua di era 90-an, dan yang ketiga ini adalah produksi 2003.
Rated: 7.5/10
South Park: Bigger, Longer, Uncut
Sebuah film dari Kanada yang menampilkan dua komedian slapstick, Terrance and Phillips menuai protes besar dari orang tua di kota kecil South Park. Duo yang dgemari banyak anak kecil tersebut banyak berpengaruh buruk terhadap attitude Stan, Kyle, Eric, Kenny dan kawan-kawan. Bahasa-bahasa kotor dari film tersebut segera tertanam dalam benak lugu anak-anak dan menimbulkan keresahan orang tua. Peristiwa tersebut memicu ketegangan antara Amerika dan Kanada yang mengantarkan mereka ke Perang Dunia III. Di balik itu, Setan dan Saddam Hussein di neraka tengah menunggu peluang untuk menguasai bumi.
Don't take it that seriously! Tentu saja hal itu cuman bisa-bisanya Trey Parker dan Matt Stone dalam komedi sarkastik, South Park. Versi filmnya dirilis tahun 1998 dan mendapat apresiasi yang tinggi. Apalagi untuk versi film, tidak ada sensor untuk foul language, bahkan dieksploitasi dalam lagu utama yang dibawakan Terrance and Philips: "Uncle Fucker". Juga beberapa komedi sarkas tentang agama, rasisme dan politik luar negeri Amerika. Bagi penggemar South Park, film ini adalah wajib-koleksi.
Rated: 8.5/10